Tawamu berderai .....Seperti ombak menyentuh pantaiMeski lara tiada terlihatSebab hati berselimut kabutLuka hatimu masih membekasDimanapun bersembunyi kan dapat kulihatSebab aku telah lama bermukim dihatimu...Tanpa kau sadari...
Dan itu kepahitan awal yang harus kutelanHanya karena satu alasanaku menyayangimu ...Aku tak dapat baik-baik sajaKetika kau kesakitanSebab aku ingin menemaniDan izinkan aku mengobati lukamuYang selama ini kau simpan sendiri...
Sekalipun menggenggam bara apiTanganmu tak terbakar...karena kulitmu sedingin saljuMenahan timbunan batu di tubuhmuHatimu sekuat karang...Lara dan perih tak terelakanKau tak pernah rapuh ...Tegarmu menggetarkan sukmaku
Tetaplah seperti ituItulah citramu yang terindahDi balik senyuman manismu...Dan biarkanlah aku bangga mengenalmuLebih dari yang lainDan biarkanlah aku kian menyayangimuMenunggu fajar menjemput malamSampai sinar mentari memeluk bumi .....
Dan itu kepahitan awal yang harus kutelanHanya karena satu alasanaku menyayangimu ...Aku tak dapat baik-baik sajaKetika kau kesakitanSebab aku ingin menemaniDan izinkan aku mengobati lukamuYang selama ini kau simpan sendiri...
Sekalipun menggenggam bara apiTanganmu tak terbakar...karena kulitmu sedingin saljuMenahan timbunan batu di tubuhmuHatimu sekuat karang...Lara dan perih tak terelakanKau tak pernah rapuh ...Tegarmu menggetarkan sukmaku
Tetaplah seperti ituItulah citramu yang terindahDi balik senyuman manismu...Dan biarkanlah aku bangga mengenalmuLebih dari yang lainDan biarkanlah aku kian menyayangimuMenunggu fajar menjemput malamSampai sinar mentari memeluk bumi .....
"Tawamu berderai .....Seperti ombak menyentuh pantai"
BalasHapushehehe....mak byurr tawane..memecah karang (memecah gendang telinga maksudnya) ehhehe....bahasamu kok tingkat tinggi sih?